Tuhan,
entahlah mengapa hatiku terasa sakit
masih nyeri mati laksana duri membesit
mencucurkan deras darah tiada henti
kiranya aku tak menyadari
betapa hampa menyelimuti jemari
mencabik dekap semu matahari
bahkan berkelai tiada usai
hanyalah emosi kemarahan kecemburuan
membunuh akal sehat dalam manis duka
menyelinap mengulum pikiran indah
menumbuk mencampur pikiran tagak
Wahai bulan dan bintang
malam ini kuadukan cinta pada setitik terang asa
menengadah berharap berbagi cerahan
memejamkan mata berharap lara menjauh terbang
hingga malam bersua menenangkan hati tuna wicara
2 Juli 2012
22:00 WIB
Rarharida Dawammah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 Response to "Mengulum Nyeri"
Posting Komentar