Senja telah menepi
Memekarkan gelapnya api
Menghantarkan siang menjadi puing-puing
Harumnya kian membasi
Ketenangan seharusnya menghampiri
Merebahkan asa dalam raja hati
Lelap tersungkur bagai ternodai
Pejamkan mata selepas puas hadapi rangkaian hari
Heningkan telinga dari sekian suara dan bunyi
Rangkaian mimpi ilusi biasa menemani
Membuai lembut lelahnya raga
Menusuk dalam relung kegundahan
Dengarlah !
Tidak saat ini
Terpejam mata masih saja tertayang
Tersumpal telinga masih jua terdengar
Bentuk nyata dari realita bualan
Nurani dan lisan berbeda
Janji palsu tercecer
Caci maki salah arah
Pada wakil yang tak aspiratif
Pemimpin yang tak lagi bisa mengayomi
Kupalingkan wajah sejenak
Masih saja bayang hantu datang
Kulupakan, masih tertimbun dalam benak
Hilang sudah semua repelita santai
Hilang pula kedamaian rakyat
Negara elok rupawan
Begitu banyak ketidakadilan
Membawa pada cemas dalam keseharian
Pidato bak prakata omong kosong
Mengumbar ludah dalam makhkota kebohongan
Nista sekali menjadi rakyat
Termakan dusta-dusta Raja
Sampai kapan?
Sampai kiamat?!
Siapa yang mampu menjawab?!
Kalau bukan Dewan yang terhormat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 Response to "Antara Raja dan Rakyat"
Posting Komentar