Penyesalan Bodoh


entah seberapa banyak tautan tersirat
mungkin tiada makna tiada gundah gulana
hanya petikan-petikan alunan nada
harum membusuk pada rongga dahaga


setengguk koktail memabukan asmara
menjebak pada jurang katastrofa
meraban dalam air mata kecewa
penyesalan perih pada sudut pelawa


dalam gurat senja membisu
'tanggung jawab' atas tusuk belati membusuk
lari pada kesenangan semu
mencampakan segelintir cinta baku


semalam bercumbu adalah dosa
nafsu aus sayang tak tertahankan
kau dan aku adalah setan
pemabuk dalam hantu percintaan


aku menggeletak,menggeliat
mirhab cinta bercumbu ilusi
yang dulu terdendangkan
dalam mengejar mimpi birahi
aku menyesal!

Hatiku dan hatimu



Semoga,
sayap patah cukup menghangatkan pangeran hati ..
Melambungkan bahagia,
Meneduhkan takala merapuh.
Sadari mengerti arti penantian
Memaknai gelombang sebelum daratan
Saat tangan besi bersama tameng
Memanah mendungnya angkasa
Kelam menyudut, menusuk lesung pipit
Tepat 1 di rongga hatiku

Di tiap saat kehadiranmu
Kutemukan serpihan hati
Kusendiri tak sadar keberadaannya
Keindahan yang terlukis di parasmu
Tumbuhkan rasa yang keberadaannya sangat pudar


Maafkan aku yang lancang memupuk rasa itu
Andai saja bisa kutumpas rasa itu
Mungkin segera kulakukan
Kaulah sesejuk udara pagi
Jika aku melupakanmu akan membuatku mati
Akupun takkan sanggup mencintaimu
Jika tiada kau buka pintu hatimu



@Rarharida Dawamah ( hesti )
Gombong, 17 Maret 2012

AJAL



Bukankah engkau mengerti
Betapa masa bertatap muka
Gemuruh alam
Frontal mengaduk hatimu
Matahari, gunung, lautan,
Hancur lebur tiada sisa

Bukankah kau tahu
Bahwa masa akan tiba
Bermandikan bunga
Terbujur kaku
Diam menatap ajal
Selembar  kain putih
Menemani dalam gulita

Berpikir apa lagi umat ?
Berapa lama lagi kau akan sadar ?
Kembali lurus dalam aqidah
Semua jelas terlintas
Semua adalah benar adanya !

Penantian Wanita Bodoh


dulu kau ucapkan kata manis dari bibirmu
namun tak dari hati
nanda sangka kau permata.
rupanya kau duri berbisa
telah kau lukai hati
beri penderitaan yang tak pernah nanda pikirkan..
kau cinta pertama ku dan terakhir
biar beta hidup dan mati tanpa ada penyesalan
pergilah jauh dari hati
karna Tuhan tunjukan
kau bukan yang terbaik
ku jadikan kenangan cobaan dalam hidup
karena cinta itu tidak harus memiliki
terima kasih buat mu
telah banyak mengajari ku
mengenal cinta dan sayang
semoga kau bukan setan durjana
bahagia dalam lukaku
tapi, merasakan pahit sepah hati ini
tak kan kau temukan
wanita pemuja seperti ku
yang setia sampai akhir hayat
hanya untuk MENANTIMU

JALAN TERBAIK


JALAN TERBAIK

Setahuku rembulan tak akan goyah
Sekelecap matapun selalu engah menatap
Sekejappun semua mata tak henti berkedip
Hanya nyanyian pilu
Pelipur lara tanpa ego
Penghias hati nestapa
Pengobat lara emosi
Hanya syukur dan karena-MU
Aku kembali terbangun menatapi
Apa yang dapat ku capai
Tuhan yang adil
Kita yang belum menemukan
Jalan terbaik untuk hidup
Semua akan sama
Dengan kebahagiaan yang sempurna

Maukah Kau Melihat ?

Maukah Kau Melihat ?

Seindah sajak senja tak tergoyah malam
Bertahap hilang tersentak gelora
Mungkin hati tak ingin kau kembali
Bukit cinta yang kau tuah
Terbesit sudah dalam nestapa
Maukah kau tatap belakang
Betapa banyak besitan syair di raga
Sakit!
Perih!
Bahkan kau maukah bertanggung jawab?!
Di mana hatimu?
Di mana bulan kau simpan?
Ketika lirih menyambar hati
Aku bergetar membanjiri asamamu

SEMANYAM NISTA

dalam cinta aku tak pernah mengerti

bagaimana ulasan kerangka mati

aksara tertabur benih cakil

hanya egoisme pikiran tanpa urai




kau besitkan layang raga

bersemayam begitu bangga

haus dahaga binar pecah




kuraup sukma nestapa

kucukil paku lara

berdarah biru tanpa mutiara

hanya meriam tertahan




pilu, sungguh pilu...

secuil tissu telah lanau

menggoreskan indah nistamu

terbelenggu!




kuyu mata ini, sembab.

meronta Kakanda tersayang

dalam dunia ku bahagia

namun hati tetaplah merintih air mata

semata hanya untuk Kakanda ..




@Rarharida Dawammah

Gombong, 14 Mei 2012

21.16 WIB