entah seberapa banyak tautan tersirat
mungkin tiada makna tiada gundah gulana
hanya petikan-petikan alunan nada
harum membusuk pada rongga dahaga
setengguk koktail memabukan asmara
menjebak pada jurang katastrofa
meraban dalam air mata kecewa
penyesalan perih pada sudut pelawa
dalam gurat senja membisu
'tanggung jawab' atas tusuk belati membusuk
lari pada kesenangan semu
mencampakan segelintir cinta baku
semalam bercumbu adalah dosa
nafsu aus sayang tak tertahankan
kau dan aku adalah setan
pemabuk dalam hantu percintaan
aku menggeletak,menggeliat
mirhab cinta bercumbu ilusi
yang dulu terdendangkan
dalam mengejar mimpi birahi
aku menyesal!
Melambungkan bahagia,
Meneduhkan takala merapuh.
Memaknai gelombang sebelum daratan
Kelam menyudut, menusuk lesung pipit
Kutemukan serpihan hati
Kusendiri tak sadar keberadaannya
Tumbuhkan rasa yang keberadaannya sangat pudar
Andai saja bisa kutumpas rasa itu
Mungkin segera kulakukan
Jika aku melupakanmu akan membuatku mati
Jika tiada kau buka pintu hatimu
dulu kau ucapkan kata manis dari bibirmu
namun tak dari hati
nanda sangka kau permata.
rupanya kau duri berbisa
telah kau lukai hati
beri penderitaan yang tak pernah nanda pikirkan..
kau cinta pertama ku dan terakhir
biar beta hidup dan mati tanpa ada penyesalan
pergilah jauh dari hati
karna Tuhan tunjukan
kau bukan yang terbaik
ku jadikan kenangan cobaan dalam hidup
karena cinta itu tidak harus memiliki
terima kasih buat mu
telah banyak mengajari ku
mengenal cinta dan sayang
semoga kau bukan setan durjana
bahagia dalam lukaku
tapi, merasakan pahit sepah hati ini
tak kan kau temukan
wanita pemuja seperti ku
yang setia sampai akhir hayat
hanya untuk MENANTIMU
dalam cinta aku tak pernah mengerti
bagaimana ulasan kerangka mati
aksara tertabur benih cakil
hanya egoisme pikiran tanpa urai
kau besitkan layang raga
bersemayam begitu bangga
haus dahaga binar pecah
kuraup sukma nestapa
kucukil paku lara
berdarah biru tanpa mutiara
hanya meriam tertahan
pilu, sungguh pilu...
secuil tissu telah lanau
menggoreskan indah nistamu
terbelenggu!
kuyu mata ini, sembab.
meronta Kakanda tersayang
dalam dunia ku bahagia
namun hati tetaplah merintih air mata
semata hanya untuk Kakanda ..
@Rarharida Dawammah
Gombong, 14 Mei 2012
21.16 WIB


